Langsung ke konten utama

UPGRADE DIRI PART 4

Healing with Quran

 


Jika mendengar kata healing pasti yang langsung muncul dibenak kita adalah aktifitas jalan-jalan, menyantap hidangan di tempat-tempat yang sedang hits, pesan makanan di shopeefood atau gofoodme time dengan nonton drakor, perawatan kulit dan sebagainya.

Tapi tahu tidak, bahwa cara healing itu sumbernya bisa jadi sangat dekat. Ia bisa berada dalam genggaman kita, atau kita dapat mengambilnya langsung dari meja berdebu yang telah lama ditinggalkan.

Dia adalah Al-Qur'an....

Yang kepada para pembacanya, Allah Swt memberikan sakinah dan rahmat. 
Betapa banyak dari kita yang mencari ketenangan selain dari Al Quran, padahal self healing terbaik ada di dalamnya.

Karena di dalam Al-Qur'an, Allah Swt telah memberikan pedoman hidup untuk hambanya.
Dari kisah umat-umat terdahulu yang bisa kita petik hikmahnya hingga metode penyembuh kegalauan apabila kita mentadabburinya.

Allah Swt berfirman dalam Surah Yunus Ayat 57: 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ

Artinya :
"Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman"

Ayat di atas memberitahukan kepada kita, bahwa Al-Qur'an merupakan Asyifa atau obat penyembuh segala macam penyakit hati. Baik itu rasa sedih, kecewa, takut, marah, ataupun putus asa.

Sebagaimana halnya ketika Allah Swt menghibur Rasulullah Saw dengan menurunkan wahyu berupa Surah ad-Dhuha.

Allah Swt berfirman :

"Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu - (Surah ad-Dhuha Ayat 3)

Sejak saat itu hilang sudah kegalauan dalam diri Nabi Muhammad Saw dan ia kembali fokus kepada tujuan hidupnya yakni mengajak manusia mentauhidkan Allah Swt.

Allah Swt juga menghibur kita dalam Surah al-Fajr Ayat 27-30 yang artinya :

"Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Dan masuklah ke dalam surga-Ku"

Pengertian "jiwa yang tenang” adalah jiwa yang beriman dan tidak galau sebab rasa takut dan kesedihan.
Dimana biasanya bersumber dari overthinking tentang masa depan. 

Sedangkan "muthma’innah" bisa diartikan sebagai jiwa yang ikhlas, yang yakin, yang beriman.
Dalam hal ini kita harus yakin bahwa masa depan itu bersifat rahasia yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan segala sesuatu dengan maksimal. Sembari ikhlas dan move on dengan apa yang terjadi di masa lalu.

Ustad Fakhruddin Faiz pernah berkata dalam kuliah Filsafatnya :

"Masa lalu sudah berlalu, masa depan belum kita lewati. Jadi mengapa harus khawatir dengan dua hal yang bahkan tidak kita miliki?"

Begitu banyak hikmah dari Al-Qur'an. Maka, inilah alasan mengapa Al-Qur'an bisa menjadi self healing terbaik bagi kita yang mentadabburi maknanya. Bukan hanya dibaca atau dihafal saja, tapi juga dipahami maknanya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Time We were in Love: Islammu adalah Maharku

Kisah cinta yang hadir karena ketakwaan kepada Allah dapat mengalahkan kecintaan pada dunia dan segala keindahannya. Kisah cinta itu benar adanya, bahkan dinukilkan dalam kitab hadist shaheh. Kisah cinta itu terjadi jauh sebelum zaman modern, namun masih terngiang hingga kini. Inilah kisah cinta seorang wanita dengan mahar yang paling mulia di masa Rasulullah Saw, wanita itu bernama Ummu Sulaim r.a. #Part 1 The best gift Ummu Sulaim r.a adalah ibunda dari Anas bin Malik  r.a , salah seorang sahabat Rasulullah  Saw  dan seorang perawi hadist. Ummu Sulaim merupakan janda dari laki-laki bernama Malik ibnu Nadhor yang tewas terbunuh di Syam ketika masih dalam keadaan kafir. Ummu Sulaim merupakan seorang wanita yang cerdas, tegas dan memiliki kesabaran yang berbeda dengan wanita pada umumnya. Selain itu, ia juga kerap membantu kaum muslimin yang berada di medan jihad dengan menyiapkan perbekalan dan menolong orang-orang yang terluka. Karakteris...